Rabu, 11 Maret 2020

Helm KYT TT Course

HELM KYT TT-Course Helm Murah Tampilan Keren Borss !




Brosist, bicara soal helm full face saat ini memang bukan hanya sebagai alat peunjang keselamatan berkendara, namun saat ini juga sudah menjadi sebuah gaya hidup bagi para pecintanya. Helm sudah menjadi seperti “perhiasan” bagi para pecintanya yang kerap kali disebut Helmet Lovers. Maka dari itu, akhir-akhir ini banyak bermunculan helm yang murah, keren, dan pastinya aman untuk dipakai. Nah, kali ini ada helm baru yang mau di bahas, yakni KYT TT Course yang udah seliweran terus di timeline IG! Karena keren, saya penasaran untuk cek spesifikasinya… Dan, berikut Spesifikasi Helm KYT TT Course 2020!

Sebagai seorang yang juga pecinta helm, tentunya TT Course ini bikin penasaran karena menarik banget. Bentuknya super cakep, aura desain shellnya mirip dengan KYT NX Race, helm khusus balap tersebut, dan juga persis dengan KYT NF-R. Lantas, seperti apa sih helm KYT TT Course ini?


Menurut informasi yang dirilis oleh akun resmi KYT di Instagram, helm tipe full face ini masuk dalam kategori “Sport and Touring”. Karena memang secara looks helm ini sudah sporty banget ya, apalagi dengan desain yang serba tajam dan keren dengan adanya spoiler di belakang. Wuih, cakep! Namun begitu, helm ini juga dimaksudkan untuk keperluan touring, karena bahannya yang nanti akan kita bahas.
TT Course ini juga menjadi helm harian KYT yang ringan, enteng, dan menurut KYT nyaman untuk dibawa jarak jauh. Bobotnya hanya 1,450 ± 50 gram. Ringan banget nih ya, dibanding helm harian sya yakni MDS Pro Rider yang tembus hampir 2kg beratnya.
Bahan Thermoplastic terbaru
KYT TT Course ini dibuat menggunakan bahan Advance High Impact Thermoplastic Resin. Dalam pembuatannya menganut teknologi ADT-Advanced. Dengan pembuatan teknologi terbaru ini, helm KYT TT Course bisa lebih ringan dan lebih kuat shellnya. Wow..

Harga KYT TT Course
Sebagai pecinta helm namun budget pas-pasan, cocok nih untuk melirik KYT TT Course ini. Alih-alih beli helm KW yang gak jelas bahannya, dan udah pasti niru serta membahayakan kepala kalian, lebih baik beli helm Lokal saja. Karena… Harga resmi yang dirilis KYT Helmet ini berada di angka Rp 900.000 – 1,100.000 an aja lho bro! Wadaw, murah nih hitungannya untuk ukuran helm full face dengan tampilan dan fitur mewah! Semoga aja gak Ghoib alias sulit dicari barangnya ya..
KYT TT Course, Tersedia dalam 2 ukuran Shell
KYT TT Course tersedia dalam 2 ukuran outer shell dan 2 ukuran EPS Shell layaknya NF-R dan NX Race. Hal ini untuk kenyamanan pengguna, jadi akan beda ukurannya jika ukuran shell beda. Terdapat ukuran M dan L untuk shell, serta XS-XXL untuk sizenya.
Spesifikasi KYT TT Course
  • Bahan : ADT advanced thermoplastic shell
  • Bobot : 1.450 ± 50 gram
  • Sertifikasi : ECE 22.05 (Eropa) DOT (Amerika), dan SNI (Indonesia)
  • Size Shell : M dan L
  • Double Visor : tidak
Fitur KYT TT Course
  • Flat Visor
  • UV Protection Visor
  • Tear off post yang berfungsi sebagai tempat pemasangan tear off dan antifog
  • Sistem penguncian : Double D Ring
  • Comfort pads: removable, washable and replaceable
  • Aerodynamic spoiler
  • Terdapat 6 air vent atau lubang ventilasi udara,4 aliran masuk yang terletak di depan dan atas. Sementara 2 lagi di belakang sebagai lubang pembuangan.
Pilihan Warna KYT TT Course
Nah, soal pilihan warna memang KYT belum merilis secara keseluruhan. Lewat akun instagramnnya, KYT hanya merilis gambar KYT TT Course dengan grafis Leopard. Kabarnya, akan ada dua tipe warna yakni Solid dan juga Motif. Seperti biasa untuk motif kemungkinan ada motif yang sudah hadir di KYT NX Race dan juga NF-R.



Penasaran pengen punya? Sama nih, kita tunggu aja semoga harganya beneran segitu dan barangnya gak ghoib! hehee.. tertarik nehhh!
Desain sudah oke, kalau diimbangi grafis yang kece makin ngacir penjualan nih helm. Oia, ketika artikel ini naik grafis yang baru hadir cuma satu yakni Leopard. Kita tunggu saja website resmi KYT Indonesia mengupdate line up helm full face terbarunya, nanti akan terlihat deh pilihan warna KYT TT-Course apa aja.
Nah sebagai tambahan informasi,di bawah ini adalah pilihan warna yang dipasarkan di Eropa. Entah untuk Indonesia sama atau enggak. Tapi biasanya sih solid white dan matte black ngak ketinggalan Hehe.
Instagram : @indoride
Facebook Fanspage : Indoride.com
Facebook : Alki Rahmatullah

Twitter : @alkirahmatullah
Gmail : rahmatullahalki@gmail.com
https://indoride.com/2020/03/07/harga-kyt-tt-course/

Rabu, 04 Maret 2020

Virus Corona Di Indonesia

VIRUS CORONA 
Di Indonesia

  JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama warga negara Indonesia yang positif terjangkit virus corona atau Covid-19, Senin (2/3/2020). Ada dua orang yang dinyatakan positif virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, ini. Keduanya merupakan perempuan berusia 64 tahun dan 31 tahun, yang memiliki hubungan ibu dan anak.

 “Keduanya saat ini sudah dalam perawatan dan penanganan sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional,” kata Jokowi, seperti dilansir Kompas.com dari akun Instagram resminya.
Presiden menjelaskan, pemerintah sebelumnya telah mendapatkan informasi bahwa ada seorang warga negara Jepang yang positif virus ini di Malaysia dan sebelumnya melakukan perjalanan ke Indonesia. Kemudian, tim menelusuri alur perjalanan orang tersebut selama berada di Indonesia, mulai dari tujuan hingga bertemu siapa saja. “Hasilnya, tim dari Indonesia menemukan dua orang yang telah berhubungan dengan warga negara Jepang tersebut, seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya yang berusia 31 tahun, positif terinfeksi virus korona,” kata Jokowi.
 Presiden menegaskan, sejak awal pemerintah telah bersiap dalam menghadapi penyebaran virus ini. Mulai dari mempersiapkan lebih dari 100 rumah sakit yang dilengkapi ruang isolasi hingga peralatan yang memadai sesuai standar internasional. Berikut lima fakta terkait dua pasien Covid-19:   

 1. Kronologi 
Dugaan infeksi ini diperkirakan terjadi pada 14 Februari 2020. Pada 16 Februari. kedua orang itu merasa tidak enak badan dan batu-batuk, sehingga melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok. Saat itu, keduanya hanya diminta untuk rawat jalan. Kemudian, pada 26 Februari mereka meminta untuk rawat inap karena merasa batuknya tidak kunjung reda. “Tanggal 28 ditelepon sama teman dansanya itu, bahwa dia di Malaysia, orang Jepangnya tadi, dengan corona positif,” ungkap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

 Informasi ini kemudian diberitahukan kepada tenaga medis yang merawatnya. Setelah itu, statusnya ditingkatkan dari orang yang dirawat dengan pengawasan menjadi pasien dalam pemantauan. “Sehingga, teman-teman dokter yang ada di RS itu sudah menyiapkan diri dengan selaga peralatannya begitu dianggap pasien dalam pemantauan,” tutur dia. Pada tanggal 1 Maret 2020, keduanya dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso dan langsung dilakukan pengecekan. “Hasilnya, tadi pagi saya dikasih tahu. Maka tracking sudah jalan sejak ia ODP (orang dalam pengawasan). Sehingga si cewek ini dengan ibunya yang berusia 64 tahun kita cek di sini,” kata Menkes.    

2. Dirawat di RSPI 
Hingga kini, kedua orang itu masih dirawat di RSPI Sulianti Saroso. Direktur Utama RSPI Mohammad Syahril mengatakan, kondisi dari kedua warga negara Indonesia yang positif virus corona dalam keadaan baik. "Alhamdulillah, keadaan umum pasien yang dirawat saat ini baik-baik saja. Pasien sadar penuh, keluhan panas tidak ada, batuk berkurang, tidak sesak napas," kata Syahril dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Senin (2/3/2020).

Syahril menyebutkan, tanda vital dari pasien berupa tensi, suhu, pernapasan, dan nadi kedua pasien tersebut dalam keadaan normal. "Bisa berkomunikasi (dengan) baik. Jadi secara umum keadaannya baik," ujar Syahril.    

3. Rumah diisolasi
 Kediaman kedua orang positif corona yang diketahui berada di Kota Depok, Jawa Barat, langsung diisolasi pasca-pengumuman. Menurut Terawan, langkah itu diambil sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. "Sesuai prosedur, dinas kesehatan setempat langsung melakukan pemantauan, juga melakukan isolasi rumah dan sebagainya," kata Terawan di Istana Kepresidenan.

 Proses isolasi melibatkan petugas kepolisian. Menurut Kapolsek Sukmajaya AKP Ibrahim, selain mengosongkan rumah, petugas juga memasang garis polisi sebagai batas radius aman. Ia berharap tidak ada warga yang mendekati radius aman yang telah ditentukan. "Kami pasang police line sekadar pengamanan, jangan sampai melewati karena informasi dari Dinkes ada yang mengamankan asisten rumah tangga," kata Ibrahim di lokasi. “Ini posisinya 20 meter dari posisi terakhir di mana pasien berada. Menurut aturan Dinkes, kita harus berada di luar radius 20 meter itu," imbuhnya.    

4. 73 petugas RS Mitra Keluarga Depok diisolasi
 Setidaknya lebih dari 70 petugas medis dan staf RS Mitra Keluarga Depok yang sebelumnya sempat berinteraksi dengan kedua orang tersebut kini dinyatakan sebagai orang dalam pengawasan (ODP). Kondisi kesehatan mereka terus dipantau secara berkala guna mengantisipasi gejala-gejala virus corona sedini mungkin. "Jadi kalau ada kondisi-kondisi yang menunjukkan ke arah corona, baru itu dilakukan tindak lanjut," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita kepada Kompas.com via telepon, Senin (2/3/2020).
 "Ini belum bisa dipastikan corona. Kan belum tentu juga orang yang close contact itu terkena. Jadi baru ada batuk dan pilek, belum ada demamnya, jadi masih dalam pemantauan," imbuh dia. Novarita mengatakan, ada 5 petugas medis dan staf RS Mitra Keluarga Depok yang saat ini menunjukkan gejala batuk dan pilek. Data ini berbeda dari data Sekretaris Daerah Kota Depok Hardiono yang menyebutkan ada 40 orang yang menunjukkan gejala gangguan pernapasan dan demam. Novarita menyampaikan, status ODP membuat mereka belum dikarantina atau dirawat di ruang isolasi. Menurut dia, hal itu sudah sesuai dengan prosedur Kementerian Kesehatan. Novarita memastikan, instruksi meliburkan lebih dari 70 orang itu diterbitkan oleh manajemen RS Mitra Keluarga Depok.   

5. Jawa Barat Siaga 1 
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Jabar sudah menetapkan status Siaga 1 terhadap penularan virus corona sejak dua pekan lalu. Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, ada 27 daerah yang rumah sakit (RS)-nya siap menangani pasien yang mengalami gejala penularan virus corona. "Jawa Barat secara umum sudah siap. Sudah sejak dua pekan lalu statusnya Siaga 1. Ada 27 daerah yang RS-nya sudah siap," ujar Emil di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (2/3/2020).

 Selain itu, Pemprov Jabar menyusun tim penanggulangan penularan virus corona di Jawa Barat. Tim tersebut diketuai oleh Emil sendiri. Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengimbau masyarakat untuk proaktif melaporkan kondisi kesehatan individu, keluarga, teman, atau orang terdekat lain jika ditemukan gejala tertular virus corona. Emil juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat untuk mengantisipasi penularan. "Kalau ada gejala yang mirip, atau melihat temannya, atau siapa, segera proaktif untuk cek dan melaporkan. Saya kira dengan proses itu kita bisa lebih menjaga kesehatan. Sebab, menurut Kemenkes, yang imunnya kuat bisa terhindar dari virus corona," kata dia.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Warga Depok Positif Virus Corona, dari Kronologi hingga Status Siaga 1", https://nasional.kompas.com/read/2020/03/03/07170461/5-fakta-warga-depok-positif-virus-corona-dari-kronologi-hingga-status-siaga?page=all.
Penulis : Dani Prabowo
Editor : Kristian Erdianto

Jejak-jejak WN Jepang Positif Corona dari Depok hingga Jakarta

Virus corona telah mewabah di China sejak Desember 2019 lalu. Hingga kini, tim medis terus berjuang untuk menangani pasien yang terjangkit virus corona.

Jakarta - 
Dua warga Depok, Jawa Barat telah dinyatakan positif corona usai berinteraksi dengan seorang WN Jepang. Warga Jepang ini sempat berinteraksi dengan warga Depok dan meninggalkan jejak di lantai dansa di Jakarta.

Seperti dilansir kantor berita Malaysia, Bernama, Senin (2/3/2020), warga Jepang yang tidak disebut identitasnya ini, disebut bekerja di Malaysia dan pernah bepergian ke Jepang pada Januari lalu dan kemudian pergi ke Indonesia pada awal Februari. Disebutkan bahwa dia berjenis kelamin perempuan dan berusia 41 tahun.


Warga Jepang ini menularkan virus corona ke WNI saat dia berkunjung ke Jakarta. Pada 14 Februari 2020, warga Jepang ini berdansa dengan WNI yang kini positif korona, di salah satu tempat makan di Jakarta. WNI yang merupakan warga Depok itu lalu secara tak sengaja menularkan virus corona ke ibunya. Keduanya kini dirawat di RSPI Sulianti Saroso.

"Tanggal 28 Februari, salah satu teman dansanya dari Jepang yang stay di Malaysia mengabarkan dirinya dirawat di rumah sakit, dengan diagnosis control positif corona atau COVID-19," kata juru bicara pemerintah terkait virus Corona, Achmad Yurianto, di Kantor Kemenkes, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020).

Sementara itu, Manajer Hotel Des Indes, Menteng, Darmawiharto, mengatakan WNI positif Corona asal Depok dan warga Jepang yang menularkan virus Corona berkunjung ke Restoran Paloma Bistro untuk menikmati acara komunitas Latin dance. Mereka datang bukan sebagai anggota komunitas.

"WNI dan WNA jadi pengunjung kami seperti pengunjung pada umumnya. Di mana malam tersebut terbuka untuk umum dan kami tidak mendata. Karena bukan anggota, jadi dia datang tujuannya untuk mendatangi hiburan di Paloma ini," ujar Darmawiharto di Hotel Des Indes, Menteng, Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020).

Darmawiharto menuturkan acara komunitas Latin dance itu diadakan pada Sabtu (15/2) malam. Dia lalu menerangkan warga Depok dan warga Jepang itu turut menari.
 Jejak WN Jepang di Malaysia
Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan pada Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah, dalam pernyataan pada Jumat (28/2) lalu, menyebut wanita Jepang yang disebut sebagai 'kasus ke-24' ini menderita gejala-gejala seperti demam dan mulai dirawat di rumah sakit setempat sejak 17 Februari lalu.

Pada 20 Februari, wanita Jepang ini dipindahkan ke sebuah rumah sakit swasta di Malaysia. "Tes pendeteksi Covid-19 dilakukan untuk kasus ini dan dikonfirmasi positif pada 27 Februari. Dia saat ini tengah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Kuala Lumpur," tutur Noor Hisham.
Dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir The Star, Minggu (1/3), Kementerian Kesehatan Malaysia menyebut sejauh ini 29 orang terkonfirmasi positif virus corona di wilayahnya. Disebutkan bahwa warga Jepang itu menulari dua orang -- keduanya warga Malaysia -- saat dirawat di rumah sakit setempat, ketika dia belum dinyatakan positif virus corona.

Menurut Kementerian Kesehatan Malaysia, salah satu kasus terbaru melibatkan seorang perawat (trainee nurse) yang sempat merawat warga Jepang itu, sebelum dia diketahui positif virus corona. Perawat yang disebut sebagai 'kasus ke-27' ini tercatat sebagai 'close contact' saat otoritas setempat melacak orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan warga Jepang itu, setelah dia terkonfirmasi positif virus corona.

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 04 Mar 2020 06:33 WIB

INI DIA CARA EFEKTIF MENCEGAH VIRUS CORONA 

Coronavirus telah menyerang ribuan orang di berbagai negara dan menelan ratusan korban jiwa. Agar tidak terkena penyakit infeksi yang sedang mewabah ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus Corona.
Penyebab dari wabah ini adalah coronavirus jenis baru yang disebut dengan novel coronavirus 2019 (2019-nCoV). Penyakit ini termasuk dalam golongan virus yang sama dengan virus penyebab severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle-East respiratory syndrome (MERS).



Langkah Mencegah Penularan Virus Corona

Virus ini diperkirakan berasal dari hewan, seperti kelelawar dan unta, dan bisa menular dari hewan ke manusia, serta dari manusia ke manusia. Penularan antarmanusia kemungkinan besar melalui percikan dahak saat batuk atau bersin.
Ketika terinfeksi virus Corona, seseorang akan mengalami gejala mirip flu, seperti demam, batuk, dan pilek. Namun, beberapa hari setelahnya, orang yang terserang infeksi virus corona bisa mengalami sesak napas akibat infeksi pada paru-paru (pneumonia).
Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan infeksi virus Corona. Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar masyarakat tidak memandang sepele penyakit ini dan senantiasa melakukan tindakan pencegahan.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus Corona adalah:

1. Mencuci tangan dengan benar

Mencuci tangan dengan benar adalah cara paling sederhana namun efektif untuk mencegah penyebaran virus 2019-nCoV. Cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama 20 detik. Pastikan seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku.
Jika sulit menemukan air dan sabun, Anda bisa membersihkan tangan dengan hand sanitizer. Gunakan produk hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% agar lebih efektif membasmi kuman.
Cucilah tangan secara teratur, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan toilet, setelah menyentuh hewan, membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin. Cuci tangan juga penting dilakukan sebelum menyusui bayi atau memerah ASI.

2. Menggunakan masker

Ada dua tipe masker yang bisa Anda digunakan untuk mencegah penularan virus Corona, yaitu masker bedah dan masker N95.
Masker bedah atau surgical mask merupakan masker sekali pakai yang umum digunakan. Masker ini mudah ditemukan, harganya terjangkau, dan nyaman dipakai, sehingga banyak orang yang menggunakan masker ini saat beraktivitas sehari-hari.
Cara pakai masker bedah yang benar adalah sisi berwarna pada masker harus menghadap ke luar, sementara sisi dalamnya yang berwarna putih menghadap wajah dan menutupi dagu, hidung, dan mulut. Sisi berwarna putih terbuat dari material yang dapat menyerap kotoran dan menyaring kuman dari udara.
Meski tidak sepenuhnya efektif mencegah paparan kuman, namun penggunaan masker ini tetap bisa menurunkan risiko penyebaran penyakit infeksi, termasuk infeksi virus Corona. Penggunaan masker lebih disarankan bagi orang yang sedang sakit untuk mencegah penyebaran virus dan kuman, ketimbang pada orang yang sehat.
Sedangkan masker N95 adalah jenis masker yang dirancang khusus untuk menyaring partikel berbahaya di udara. Jenis masker inilah yang sebenarnya lebih direkomendasikan untuk mencegah infeksi virus Corona. Meski demikian, masker ini kurang nyaman untuk dikenakan sehari-hari dan harganya pun relatif mahal.
Ketika melepaskan masker dari wajah, baik masker bedah maupun masker N95, hindari menyentuh bagian depan masker, sebab bagian tersebut penuh dengan kuman yang menempel. Setelah melepas masker, cucilah tangan dengan sabun atau hand sanitizer, agar tangan bersih dari kuman yang menempel.

3. Menjaga daya tahan tubuh

Daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit. Untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti sayuran dan buah-buahan, dan makanan berprotein, seperti telur, ikan, dan daging tanpa lemak.
Selain itu, rutin berolahraga, tidur yang cukup, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan virus Corona.

4. Tidak pergi ke negara terjangkit

Tidak hanya Tiongkok, penyakit infeksi virus Corona kini juga sudah mewabah ke beberapa negara lain, seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, India, Amerika Serikat, dan Eropa. Virus Corona juga sudah terkonfirmasi ditemukan di negara-negara tetangga Indonesia, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Agar tidak tertular virus ini, Anda disarankan untuk tidak bepergian ke tempat-tempat yang sudah memiliki kasus infeksi virus Corona atau berpotensi menjadi lokasi penyebaran coronavirus.

5. Menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi menularkan coronavirus

Coronavirus jenis baru diduga kuat berasal dari kelelawar dan disebarkan oleh beberapa hewan mamalia dan reptil. Oleh karena itu, hindarilah kontak dengan hewan-hewan tersebut
Jika ingin mengonsumsi daging atau ikan, pastikan daging atau ikan tersebut sudah dicuci dan dimasak hingga benar-benar matang. Hindari mengonsumsi daging atau ikan yang sudah tidak segar atau busuk.
Bila Anda mengalami gejala flu, seperti batuk, demam, dan pilek, yang disertai lemas dan sesak napas, apalagi bila dalam 2 minggu terakhir Anda bepergian ke Tiongkok atau negara-negara lain yang sudah memiliki kasus infeksi virus Corona, segeralah periksakan diri ke dokter agar dapat dipastikan penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat.

Terakhir diperbarui: 4 Maret 2020

Ditinjau oleh: dr. Kevin Adrian